Selasa, 25 September 2012

TRANSFORMASI PENDIDIKAN



Sekolah Indonesia Menuju Abad XXI

Interaksi antara sekolah dengan masyarakat seperti ini akan melahirkan watak yang dinamis pada system pendidikan.
Transformasi pendidikan adalah perubahan wajah dan watak yang terjadi pada system pendidikan sebagai akibat dari interaksi ini
Pendapat-Pendapat Tentang Abad XXI
Menurut Prof. Lester Thurrow dari Massachusetts institute of Technology (MIT), sekarang ini kita sudah hidup dalam abad XXI. Dilihat secara ekonomis-historis, abad XX sudah berakhir pada bulan November 1989 dengan jatuhnya tembok berlin. Peristiwa ini merupakan symbol dari berakhienya abad XX, yaitu zaman yang ditandai oleh persaingan antara kapitalisme lama dan komunisme. Sedangkan kelahiran abad XXI telah terjadi pada bulan januari 1993, ketika pasaran bersama eropa mulai berdiri secara resmi. Zaman ini ditandai oleh persaingan ekonomi jenis baru, persaingan ekonomi yang berbeda dari persaingan-persaingan ekonomi sebelumnya.
Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Prof. Peter F. Drucker guru besar Social Science di Claremont Graduate School di California, Amerika Serikat. Menurutnya, kita sekarang ini sudah hidup dalam abad XXI, yang menurut pengamatannya telah muncul di tengah-tengah kita pada suatu ketika, antara 1965-1973 dahulu. Dikatakannya bahwa kenyataan yang kita hadapi ini merupakan “kenyataan-kenyataan baru” (new realities) yang berbeda dari kenyataan-kenyataan masa lampau, dan tidak mungkin kita hadapi dengan sikap dan cara-cara masa lampau.
Kalau pandangan Prof. Lester Thurrow dan Prof. Peter F. Drucker ini kita ikuti, maka kita sekarang ini sudah hidup dalam abad XXI.


Kecenderungan-Kecenderungan Baru
Ada berbagai pandangan mengenai corak kehidupan dalam abad yang akan dating :
Menurut Daniel Bell, 
Kehidupan dalam masa mendatang akan ditandai oleh dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan untuk berintegrasi dalam kehidupan ekonomi, dan kecenderungan untuk berpecah belah (kecenderungan fragmentasi) dalam kehidupan politik.
Kecenderungan ini sekarang sudah menjadi kenyataan di berbagai kawasan di dunia    ini
Menurut senator Daniel Moynihan, kekuatan yang paling potensial untuk menimbulkan fragmentasi politik sekarang ini adalah etnisitas. Kekuatan lain disamping etnisitas yang juga bisa menimbulkan fragmentasi politik ialah agama. Factor-faktor lain yang dapat menimbulkan fragmentasi politik adalah bahsa dan pengalaman sejarah. Bahasa bias menimbulkan perpecahan dalam arti bahwa perbedaan bahasa bisa dieksploitir (exploited) untuk menghidupkan rasa saling tidak senang. Sedangkan pengalaman sejarah dapat menjadi pemicu fragmentasi politik apabila permusuhan dan rasa saling benci yang terjadi di masa lalu selalu dihidupkan kembali dan diteruskan ke generasi muda.
Cirri lain dari kehidupan abad XXI adalah bahwa globalisasi akan mewarnai seluruh kehidupan dimasa mendatang.
Cirri selanjutnya banyak pula dikemukakan orang ialah bahwa kemajuan sains dan teknologi yang terus melaju dengan cepatnya ini akan mengubah secara radikal situasi dalam pasar tenaga kerja.
Akibat dari situasi semacam inilah maka “pendidikan ulang” (reduction) atau “pelatihan ulang” (retraining) menjadi suatu keharusan untuk mempertahankan produktivitas dan untuk mengurangi pengangguran.
Ada 2 negara yang terkenal keberhasilannya dengan system “pendidikan ulang” ini  yaitu jerman dan swedia. Jerman melalui “apprenticeship scheme” –nya berhasil mempersiapkan tenaga kerja baru dengan sangat baik, sedangkan swedia dengan program latiahan ulangnya berhasil membekali tenaga kerja yang akan dilepas oleh suatu perusahaan dengan suatu keterampilan baru. Dengan ini pengangguran dapat dicegah, dan produktivitas nasional tidak menurun secara berarti.
Perubahan yang paling drastic yang disebabkan oleh teknologi baru adalah perubahan dalam struktrur tenaga kerja. Makin tinggi tingkat teknologi produksi yang dipergunakan dalam suatu system ekonomi, maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang dituntut dari para tenaga kerjanya. 
Kecenderungan berikutnya yang banayak disebutkan oleh para ahli adalah bahwa proses industrialisasi dalam ekonomi dunia makin menuju pada penggunaan teknologi tingkat tinggi.
Kecendrungan berikutnya dan yang terakhir ialah bahwa ditahun-tahun mendatang sebagai akibat dari globalisasi informasi ini, akan lahir suatu gaya hidup yang mengandung akses-akses tertentu.
Beberapa kecenderungan abad XXI diatas berlangsung dalam suatu situasi global yang mengkhawatirkan, yaitu laju pertumbuhan penduduk global yang sangat tinggi dalam kondisi lingkungan global yang semakin mengkhawatirkan.
Indonesia Dalam Abad XXI
Pandangan pribadi mengenai wajah masyarakat kita sekarang ini dibandingkan dengan Negara-negara lain, terutama dengan Negara-negara berkembang lainnya.
Ekonomi 
Salah satu sebab dari kelemahan ekonomi kita sekarang ini ialah bahwa daya saing kita rendah, yang disebabkan oleh rendahnya mutu tenaga kerja kita. Tingkat pendidikan tenaga kerja terlalu rendah untuk dapat menopang laju pertumbuhan dalam sector industry.
Pendidikan
Salah satunya peluang ialah mengembangkan system pendidikan nonformal bagi para lulusan SMU dan SMK.

Politik
Persoalan yang kita hadapi dalam kehidupan politik kita ialah persoalan pengembangan demokrasi.
Sosial Budaya
Dalam kehidupan social atau kehidupan kemasyarakatan kita yang sangat terasa pada saat ini ialah bahwa masyarakat kita ini adalah masyarakat yang sedang berubah. Kita ada dalam satu transisi, suatu peralihan dari masyarakat feudal-agraris menuju kemasyarakat demokratis industrial.

Tenaga Pendidikan Indonesia
Modernitas adalah sesuatu yang telah ada di tengah-tengah kita.
Basic ialah segenap kegiatan pendidikan yang mempersiapkan anak-anak untuk mampu menjalani kehidupan (preparing children for lifeI), bukan sekedar mempersiapkan anak-anak untuk pekerjaan.
Yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang mengikuti pandangan ini ialah memberikan pendidikan yang ditandai oleh 3 jenis keseimbangan, yaitu :
Keseimbangan antara pendidikan rohani dengan pendidikan jasmani
Keseimbangan antara pengetahuan alam dengan pengetahuan social dan budaya
Keseimbangan antara pengetahuan tentang masa kiki dengan pengetahuan tentang masa lampau.

Untuk mempersiapakan anak-anak kita memasuki abad XXI yang penuh dengan berbagai kenyataan dan persoalan baru, diperlukan pendidikan baru pula.
Memeberiakn “pendidikan modern” tidak berarti membuang sama sekali pendidikan lama, pendidikan baru tumbuh dari pendidikan lama. Bagaimana kita meremajakan watak dan system pendididkan yang kita miliki sekarang ini. Yang harus kita lakukan ialah membuat system pendidikan kita bergerak, yang harus kita cegah ialah adanya kemandekan dalam system pendidikan kita.


TUNTUTAN GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA

Pendidikan yang baik selalu bersifat antisipatoris yaitu mempersiapkan generasi muda untuk jenis kehidupan di masa datang, bukan untuk kehidupan masa kini.
Makna Globalisasi
Secara populer globalisasi berarti menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh dunia. 
Robertson mendefinisikan “globalisasi” sebagai the compression of the world into a single space and the intensification of consciousness of the world as a whole.
Peter J.M. Nas mengatakan bahwa globalisasi mempunyai tiga perspektif : global, nasional, dan lokal. Untuk memahami makna “globalisasi” dengan sebaik-baiknya, menurut Nas, kita harus melihat globalisasi sebagai reaksi dan elaborasi terhadap dua gejala sosiologis yang sekarang ini sedang terjadi, yaitu berkembangnya “the world system modernization”
Nasionalisme, Regionalisme, dan Globalisasi
Ada keterkaitan antara nasionalisme, regonalisme, dan globalisasi. Adanya kebebasan dalam arus lalu lintas barang, jasa, modal, tenaga kerja, serta informasi dalam era globalisasi ini, ternyata telah membuat negara-negara tertentu memetik keuntungan yang sangat besar dari globalisasi itu sendiri, tetapi; pada pihak lain kita adanya bangsa-bangsa yang merana proses globalisasi ini.
Imperatif Pendidikan
Di masa depan, bangsa kita hanya akan mampu memasuki “the world system” atau masyarakat dunia dengan baik, apabila anak-anak kita dibiasakan untuk melihat eksistensi bangsa –bangsa lain, dan dengan persoalan-persoalan dunia yang dihadapi oleh seluruh umat manusia sebagai suatu kesatuan.
Pendidikan harus mampu memberikan kearifan bangsa agar pendidikan kita melahirkan generasi baru yang mampu meredefinisikan watak bangsa secara terus menerus.
Para siswa harus dipersiapkan untuk menghadapi tiga tugas kehidupan yaitu sebagai berikut :
Untuk dapat hidup (to make a living)
Untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna (to lead a meaningful life)
Untuk turut memuliakan kehidupan (to ennoble life)
Transformasi Sekolah Indonesia
Pekerjaan mentransformasikan sistem pendidikan yang sungguh sangat besar, kita lakukan bersamaan dengan membenahi sistem politik kita, dari sistem politik yang besifat  otoriter dan feodalistik ke sistem politik yang berwatak demokratis dan egaliter.  

PEMBARUAN PENDIDIKAN INDONESIA

Reformasi atau Transformasi?
Apakah yang harus kita lakukan untuk memperbarui sistem pendidikan Indonesia: Reformasi atau Transformasi?
Untuk mempersiapkan generasi muda mengarungi kehidupan dalam milenium III, maka yang harus kita upayakan ialah transformasi sistem.
Perpindahan sistem seperti ini akan menyangkut  sendi-sendi dari sistem pendidikan yang kita miliki sekarang ini. “On-line education” akan memanfaatkan arus informasi yang ada, yang sifatnya sangat padat, yang sampai sekarang ini tidak dimanfaatkan sama sekali oleh sekolah tradisional kita.
Reformasi Pendidikan dalam Pandangan Masyarakat
Ada tiga persoalan pendidikan ini antara lain :
Penghapusan uang sekolah dan biaya-biaya pendidikan yang lain
Perombakan total kurikulum nasional ‘94
Penghapusan sistem EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional)
Ketiga jenis tindakan untuk menyelesaikan ketiga jenis persoalan tersebut yaitu:
Upaya untuk mengatur kembali cara membiayai kegiatan penidikan 
Upaya untuk menyusun kurikulum nasional yang lebih relevan dan lebih realistik
Upaya untuk mengembangkan sistem evaluasi yang lebih memadai daripada sistem EBTANAS sekarang ini 
Hakikat Reformasi Pendidikan 
Jika kita ingin melakukan reformasi pendidikan yang benar-benar mendasar, maka kita harus melakukan perubahan-perubahan yang dapat mengembalikan wawasan profesional yang telah hilang misalnya sistem pendidikan yang digerogoti oleh kekuatan politik yang ada dalam masyarakat.
Kita harus melakukan perubahan-perubahan yang dapat menyehatkan sistem pendidikan kita dari penyakit naivitas politik (political naivety)
Tindakan yang dapat melahirkan perubahan ini dapat kita peroleh dengan meninjau secara internal dan eksternal 
Tinjauan Internal
Ialah dengan mengembalikan fungsi-fungsi pendidikan yang dirampas oleh birokrasi kepada sekolah dan guru misalnya dengan mengembalikan kebebasan mendidik kepada guru untuk menetapkan apa yang akan diajarkan dan bagaimana cara terbaik baginya untuk mengajarkan apa yang telah turut ditetapkannya tadi.
Tinjauan Eksternal 
Yaitu apa yang harus dilakukan untuk membuat sistem pendidikan menjadi bagian integral dari reformasi politik , ekonomi, hukum serta reformasi-reformasi lain yang kita harapkan akan terjadi dalam masyarakat kita.
Pada prinsipnya yang harus terjadi di sekolah-sekolah kita ialah adanya suatu kurikulum yang akan melahirkan berbagai kegiatan pendidikan untuk menuntun para siswa memahami dan menerima nilai-nilai demokrasi.
Transformasi Sekolah
Transformasi sekolah dari lembaga yang medewakan intelektualitas menjadi lembaga yang juga peduli terhadap masalah integritas watak para siswa hanya akan terjadi apabila sekolah memiliki kepedulian normatif terhadap situasi yang terdapat dalam berbagai lingkungannya.


PERUBAHAN TATA NILAI, KETAHANAN NASIONAL,DAN PENDIDIKAN NASIONAL PETA PROBLEMATIK NASIONAL

PETA PROBLEMATIK NASIONAL
Bahaya domestik 
Bahaya/ancaman yang datang dari luar 

Bahaya domestik 
1. Kelompok Masalah I  : ketidakadilan dan kesewenangan, arogasi kekuasaan, arogansi kekayaan, serta arogansi intelektual 
2. Kelompok Masalah II  : keberingasan sosial dan perilaku menyimpang 
3. Kelompok Masalah IIII : perubahn tata nilai dan perubahan gaya hidup sosial 

Bahaya/ancaman dari luar
1. Ide-ide asing yang berbahaya 
2. Dampak globalisasi : persaingan budaya, badai informasi, dll 

Perubahan/transformasi tata nilai yang kita hadapi merupakan gabungan
dari tiga masalah pembaruan tata nilai, yaitu : 
Pembaruan tata nilai pribadi (personal value system) 
Pembaruan tata nilai kelompok ( group value system) 
Pembaruan tata nilai bangsa ( national value system) 

Langkah- langkah Pokok Penyelesaian
Menangani proses transformasi tata nilai secara cerdas 
Membudayakan toleransi dalam masyarakat 






Pembaruan yang diperlukan dalam pendidikan nasional
1. Tugas mendidik generasi muda untuk memahami  masalah tata nilai, menemukan identitas dan menjauhkan diri dari rasa sombong merupakan tugas pokok yang harus dilakukan bersama-sama 
2. Memberi kebebasan kepada guru untuk melakukan tugas secara kreatif 
3. Memperbaiki relasi antara birokrasi pendidikan dengan para guru 
4. Memperbaiki relasi antara birokrsi pendidikan dengan perguruan swasta 

PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI INDONESIA DI ERA REFORMASI DAN GLOBALISASI
Pembinaan Wawasan Sosio-Kultural

WAWASAN SOSIO-KULTURAL
wawasan mengenai watak lingkungan sosialnya dan kekuatan kultural yang
menggerakkan lingkungan sosial itu. 




Di adaptasi dari >>>>> berbagai sumber---------